KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................ 1
A. Latar
Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. PELAPISAN
SOSIAL ................................................................................. 3
1. Pengertian
Stratifikasi ............................................................................. 3
2. Terjadinya
Pelapisan Sosial ..................................................................... 3
3. Dasar-dasar
Pembentukan Pelapisan Sosial ............................................. 4
B. PEMUDA DAN
SOSIALISASI ................................................................. 5
1. Masalah-masalah
Kepemudaan ............................................................... 5
2. Realitas
Kepemudaan .............................................................................. 5
3. Pemuda dan
Identitas ............................................................................. 7
4. Perguruan dan
Pendidikan ...................................................................... 9
5. Peran Pemuda
Dalam Masyarakat ........................................................... 9
BAB III PENUTUP
.......................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Stratifikasi
sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya
yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam
masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup
teratur.
Stratifikasi
sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi
sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dalam
pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai sendiri dalam
mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan ini anak-anak,
generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama atau dalam satu
kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas keselamatan,
kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan datang perbedaannya
hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung jawabnya.
Generasi
tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk memikul
tanggung jawab yang semakin komplek.
Generasi
muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi tua yang
makin melemah.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
yang di maksud dengan pelapisan sosial ?
2.
Apa
saja dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial ?
3.
Apa
yang di maksud dengan pemuda dan sosialisasi ?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Dapat
mengetahui pengertian pelapisan sosial.
2.
Dapat
mengetahui dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial.
3.
Dapat
mengetahui pengertian pemuda dan sosialisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PELAPISAN
SOSIAL
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial adalah
pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat
secara vertikal (bertingkat).
1.
Pengertian
stratifikasi
Pelapisan
sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara
vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat
(hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat,
ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan
tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan
istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan
manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak
istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
2.
Terjadinya
Pelapisan Sosial
Terjadinya Pelapisan
Sosial terbagi menjadi 2, yaitu :
Ø Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan
sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang
menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang
disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan
sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk
lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan
kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Ø Terjadi dengan Sengaja
Sistem
pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam
sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang
diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem
organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1)
Sistem Fungsional,
merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan
harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2)
Sistem Skalar,
merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (
Vertikal ).
3.
Dasar-dasar
pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau
dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
·
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan)
dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada
bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam
berbagi kepada sesame
·
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas
dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam
masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau
sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
·
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati
akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat
tradisional, biasanya mereka sangat menghormati
orang-orang yang banyak jasanya kepadamasyarakat,
para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
·
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai
oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang
yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam
sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan),
atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur,
doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering
timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang
tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak
orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar
kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan
seterusnya.
B. PEMUDA DAN SOSIALISASI
1.
Masalah-masalah Kepemudaan
Masalah pemuda
merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya
dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang dialami biasanya berhubungan
dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah kepemudaan yang lain adalah belum
atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi dan kurang dewasa dari segi
psikologis.
2.
Realitas Kepemudaan
Kepemudaan
merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan
akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum biologis.
Pemuda sering dianggap
sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan
aspirasi masyarakat atau lebih tepat aspirasi generasi tua. Sehingga muncul persoalan-persoalan yang
tidak sejalan dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa
protes, baik secara terbuka maupun terselubung.
Dalam pendekatan
klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda dan tua disebabkan antara
lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan yaitu :
Ø Proses
perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/ terpecah-pecah. Setiap
perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia itu sendiri, maka tingkah laku
anak dan pemuda dianggap sebagai riak-riak kecil yang tidak berarti dalam
perjalanan hidup manusia. Dan masa tua dianggap sebagai mahkota hidup yang
disamakan dengan hidup bermasyarakat.
Ø Adanya
anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran
yang diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi. Pemuda dianggap
sebagai objek dari penerapan pola-pola kehidupan dan bukan sebagai subjek yang
mempunyai nilai sendiri.
Kedua asumsi diatas tidak akan
menjawab masalah kepemudaan dewasa ini karena pemuda dan kepemudaan adalah
suatu tonggak dari suatu wawasan kehidupan yang mempunyai potensi untuk mengisi
hidupnya.
Dalam
pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai sendiri dalam
mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan ini anak-anak,
generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama atau dalam satu
kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas keselamatan,
kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan datang perbedaannya
hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung jawabnya.
Generasi tua berkewajiban
membimbing generasi muda sebagai penerus untuk memikul tanggung jawab yang
semakin komplek.
Generasi muda berkewajiban
mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi tua yang makin melemah.
3.
Pemuda dan Identitas
Dalam
pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang dimaksud pemuda
adalah:
a. Dari
segi biologis pemuda adalah berumur 15-30 th
b. Dari
segi budaya/ fungsional, pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas yang
dianggap ssudah dewasa misalnya untuk tugas-tugas negara dan hak pilih.
c. Dari
angkatan kerja terdapat istilah tenaga muda dan tua. Tenaga muda adalah berusia
18-22 th.
d. Dilihat
dari perencanaan modern yang mengenal tiga sumber daya yaitu sumber daya alam,
dana dan manusia. Yang dimaksud sumber data manuasia muda adalah berusia 0-18th
e. Dilihat
dari ideologi politis generasi muda adalah calon pengganti generasi terdahulu
yaitu umur antara 18-30 atau 40 th.
f. Dilihat
dari umur, lembaga dan uang lingkup tempat diperoleh 3 kategori yaitu :
-
Siswa usia 6-18th di bangku sekolah
-
Mahasiswa uasia 18-25 di perguruan
tinggi
-
Pemuda diluar lingkungan sekolah/
perguruan tinggi usia 25-30 th
Dalam
pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, generasi
muda dipandang dari beberapa aspek yaitu :
a. Sosial
psikologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian, serta penyesuaian diri secara jasmaniahdan rohaniah sejak dari
masa kanak-kanak sampai usia dewasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti keterbelakangan mental, salah asuh orang tua atau guru, pengahur
negatif lingkungan. Hambatan tersebut memungkinkan terjadinya kenakalan remaja,
maslah narkoba dan lain-lain.
b. Soaial
budaya
Perkembangan pemuda berada dalam
proses modernisasi dengan segala akibat sampingnya yang bisa berpengaruh pada
proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas maka
corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain dari yang
dicita-citakan.
c. Sosial
ekonomi
Bertambahnya pengangguran
dikalangan pemuda karena kurang lapangan pekerjaan akibat dari pertambahan
penduduk dan belum meratanya pembangunan.
d. Sosial
politik
Belum terarahnya pendidikan politik
dikalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila, tertib
hukum dan disiplin nasional sehingga merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi
generasi muda.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah :
-
Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme,
dan nasionalisme
-
Kekurangpastian yang dialmi generasi
muda terhadap masa depannya
-
Belum seimbang jumlah pemuda dan
fasilitas pendidikan yang tersedia bail formal/ non formal dan tingginya jumlah
putus sekolah.
-
Kurang lapangan kerja dan kesempatan
kerja sehingga pengangguran semakin tinggi yang mengakibatkan kurangnya
produktivitas nasional.
-
Kurang gizi yang menyebabkan hambatan
bagi kecerdasan dan pertumbuhan badan, karena ketidaktauan tentang gizi
seimbang dan rendahnya daya beli.
-
Masih banyak perkawinan dibawah umur
terutama dikalangan masyarakat pedesaan.
-
Adalanya generasi muda yang menderita
fisik, mental dan sosial.
-
Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
-
Meningkatnya kenakalan remaja,
penyalahgunaan narkotika.
-
Belum adanya peraturan
perundang-undangan yang menyangkut generasi muda.
4.
Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan
pembangunan sangat ditentukan oleh beberapa faktor seperti kualitas SDM,
tersedianya sumber daya alam, birokrasi pemerintah yang kuat dan efisien.
Faktor SDM
sangat menentuka dalam proses pembangunan karena manusia bukan saja objek
tetapi juga subjek pembangunan. Disinilah letak pentingnya pendidikan sebagai
upaya terciptanya SDM yang berkualitas. Bentuk-bentuk pendidikan tersebut
adalah :
a. Pendidikan
formal : sekolah, perguruan tinggi
b. Pendidikan
non formal / luar sekolah
-
Sasaran pokoknya adalah anggota
masyarakat yang belum mendapat kesempatan mengikuti pendidikan formal atau
karena putus sekolah.
-
Dikoordinasi oleh dinas pendidikan
masyarakat, tim penggerak PK, Dharma wanita, program bakti sosial dan
lain-lain.
-
Salah satu bentuk pendidikan non formal
bagi pembangunan di pedesaan adalah Teknologi Tepat Guna/ TTG, yaitu sarana
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam beban hidup sehari-hari.
Contoh: Teknologi
pembuatan alat pengering gabah
Teknologi pembuatan gas
bio
Teknologi tambak air
tawar dan payau dll
c. Pendidikan
informal
Yaitu pendidikan yang
diperoleh berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari.
5.
Peran Pemuda Dalam Masyarakat
Peranan
pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :
a. Peranan
pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan :
-
Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung
tradisi
-
Pemuda yang menyesuaikan diri dengan
golongan yang berusaha mengubah tradisi.
b. Peranan
pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibedakan
menjadi :
-
Jenis pemuda pembangkit, yaitu pengurai
atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Contoh sastrawan Rendra dan
Chairil anwar pada masanya.
-
Jenis pemuda nakal/ delinkuen, yaitu
jenis pemuda yang tidak berniat mengadakan perubahan pada budaya maupun
masyarakat tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan
tindakan menguntungkan bagi diri sendiri.
-
Jenis pemuda radikal, yaitu mereka yang
berkeinginan besar mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal,
revolusioner tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.
Asas
pengembangan generasi muda
1. Asas
edukatif, pembinaan dan pengembangan oleh unsur diluar generasi muda da sesama
generasi muda.
2. Asas
persatuan dan kesatuan bangsa
3. Asas
swakarsa, menumbuhkan kemauan generasi muda untuk membina dan mengembangkan
diri sendiri dan lingkungannya.
4. Asas
keselarasan terpadu
5. Asas
pendayagunaan dan fungsionalisasi, makin banyaknya organisasi pemuda yang ada
maka perlu diadakan penataan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi
pelaksanaan program-program generasi muda dalam pembangunan nasional.
Arah
pembinaan dan pengembangan generasi muda
1. Berorientasi
pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup pancasila.
2. Orientasi
kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat kemampuan jasmaniah
dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan prestasi semaksimal mungkin.
3. Orientasi
keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa depannya. Sumber
orientasi keluar ini dibagi atas :
-
Pengembangan sebagai insan sosial budaya
-
Pengembangan sebagai insan sosial
politik dan sebagai insan patriot.
-
Pengembangan sebagai insan sosial
ekonomi, termasuk sebagai insan kerja dan insan profesi yang mempunyai
kemampuan untuk mendayagunakan sumber alam dan menjaga kelestariannya.
-
Pengembangan pemuda terhadap masa
depannya. Kepekaan terhadap masa depan akan menumbuhkan kemampuan untuk mawas
diri, kreatif, kritis.
Tujuan
pembinaan dan
pengembangan generasi muda
1. Memantapkan
persatuan dan kesatuan bangsa
2. Mewujudkan
kader-kader penerus perjuangan bangsa
3. Melahirkan
kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja berbudi luhur, dinamis
dan kreatif.
4. Mewujudkan
warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
5. Mewujudkan
kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan berketahanan nasional.
Jalur
pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. Kelompok
jalur utama
-
Jalur keluarga, pelaksanaan pembinaan
dan pengembangan adalah orang tua serta anggota keluarga terdekat
-
Jalur generasi muda,
organisasi-organisasi pemuda yang ada seperti OSIS, Senat, Pramuka, Karang
taruna
b. Kelompok
jalur penunjang
-
Jalur sekolah/ pra sekolah : organisasi
orang tua murid, enataan mutu pendidik dan sarananya.
-
Jalur masyarakat : jalur masyarakat yang
melembaga (lembaga peribadatan, organisasi sosial). Jalur masyarakat yang tidak
melembaga 9pergaulan sehari-hari, tenpat rekreasi)
c. Kelompok
jalur koordinatif (jalur pemerintah)
a. Sistem
pengkoordinasian melalui Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan Generasi
muda.
b. Pelaksanaan
organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui satuan pengendali
pembinaan generasi muda yang dipimpin oleh mentri urusan pemuda.
Wujud
sosialisai generasi muda / mahasiswa
1. Peranan
pemuda/ mahasiswa dalam menegakkan kemerdekaan. Setelah proklamasi pemuda
Indonesia membentuk organisasi politik maupun militer.
2. Peran
mahasiswa/ pemuda dalam mempelopori orde baru. Terbentuknya Front Pancasila
yang melawan PKI dan dari Front Pancasila lahir Kesatuan Aksi Mahasiswa / KAMI.
KAMI menjadi pendobrak menuju orde baru.
3. Peran
pemuda dalam masyarakat
-
Sebagaiagent of change, yaitu mengadakan
perubahan dalam masyarakat kearah yang lebih baik dan bersifat kemanusiaan.
-
Sebagai agent of development, yaitu
melancarkan pembangunan disegala bidang yang bersifat fisik maupun non fisik.
-
Sebagai agent of modernization, yaitu
pemuda bertindak sebagai pelopor pembaruan.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dari hasil
pemaparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa Pelapisan sosial
atau stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para
anggota masyarakat secara vertikal
(bertingkat).
Masalah pemuda
merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya
dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang dialami biasanya berhubungan
dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah kepemudaan yang lain adalah belum
atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi dan kurang dewasa dari segi
psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar